Jumat, 30 Maret 2012

cerpen " pagi yang indah"

Pagi Yang Sangat Indah

Cerpen Oleh : Irma Suhada


Sungguh pagi yang indah seperti hari kemarin dan kemarinya lagi, sinta selalu membawa motor sendiri, ketika berangkat ke kantor , kota bangko di pagi hari dirasakan sperti jantung hatinya, membersihkan cintanya yang tumbuh diam-diam.
Kabut bagaikan sinar yang melengkung di pagi yang cerah. Pagi miliknya tak selalu indah, motor kendaraanya mogok, ia mencoba menstater berkali-kali tetapi tetap tidaka ada tanda-tanda mau hidup. Dan ia pun tak selalu sial rupanya, motornya berenti tepat di depan sebuah bengkel,  ia lalu turun dari motornya, melongok-longok dan agak kaku dalam berjalan untuk menuju bengkel itu, karena ia mengenakan rok mini !
    Lalu datang seorang laki-laki yang nampaknya baru terbangun dari tidur yang sedang membuka pintu bengkelnya.
    Zik ! zik ! Bangun, zik ! terdengar suara laki-laki itu membangunkan kawan –kawannya yang masih tidur , sinta menahan dan mendengar pembicaraan mereka yang sedang di bisikkan tapi terdengar juga oleh sinta.
    Zik ngapain kamu tidur melulu ? mencari bidadari? Ini bukan bidadari dalam mimpi tetapi benar-benar ada dalam mata kita ini, dan dia sepertinya turun dari langit bersama motornya ! dia benar-benar dating ke bengkel kita.!
    “ bukan bengkel kita!” sahut zik, tambah melengkung dalam sarung”
“tapi bengkel kamu” iqbal.
“ ya,” sunguh iqbal.
“ ya sanggah iqbal” tapi kamu kan, ahlinya apa lagi motor metik kayak gini, zik benar-benar keluaran baru, zik..
    Dia nunggu zik , mana ada bidadari mau nunggu ?
Biarlah dia menunggu, bilang aja bengkelnya belom di buka “
“tanyakan dulu apa maksudnya…..ah” lalu iqbal menghampiri sinta, dan senyum sinta membuat iqbal terpana  tak mampu bertanya “motornya mogok pak kata sinta” tolong dilihat ya……
    Lalu ia membukakan kap, sinta tegak terpana sejak zik muncul yang baru bangun dari tidur, melihat lelaki muda tampan ini berada di bengkel terlebih melihat sesuatu kesinggapannya, mencoba suatu yang disergahkan iqbal supaya berhati-hati, ternyata motornya yang rusak ialah businya yang sudah tidak bagus lagi, lalu zik menukarkan dengan yang baru lagi. Lalu tanpa cuek sinta pula “zik memerintah, coba distater”. Lalu sinta menghidupkan mesin, sinta menghampiri iqbal yang tertawa sedah olah membanggakan keahlian zik.
    “maaf, berapa pak?” Tanya sinta sambil membuka tasnya.
Ikbal menjawab tapi zik menghampiri sinta dan lalu berkata dak usah. “aduh, zik. Bias bangkrut bengkel kita” sungguh iqbal dengan suara dibisikkan, zik tak acuh melangkah ke wartek di samping bengkel dan sial sinta cemburu dan benar-benar cemburu melihat perempuan penjaga wartek menyambut zik dengan genit.
    “kopi susu zik, taar perempuan itu dengan tawa mengikik,” kopi susu atau susu kopi? Kopi susu ajalah, mimpi mencari bidadari ketemunya siruntah, gumam zik, membuat sinta membuang nafas yang tertahan di dada.
    Kecemburuan sinta membuat yanti, sahabatnya tak habis fikir, bagaimana mungkin dalam waktu sekejab kamu cemburu? Tukang bengkel kecil lagi sama si pedagang wartek lagi bagaimana dengan fahrid?
    Fahrid adalah orang yang menjengkelkan, cetus sinta.
    “zik, zik?”
“ zik! Yang seperti aril peterpen itu…..
Pagi indah saya telah hadir pada diri zik, benar-benar alami, desah sinta. Kemudian lonjaknya bayangkan yanti, mana ada di bangko oaring seperti dia? Pertama, ia seorang jenius, dia langsung tahu kelemahan motor itu, memang itu pekerjaannya?
“lalu saya bertanya, berapa saya harus membayar pekerjaan jenius yang bengkel terbesar manapun di bangko ini.
Padahal saya itu bertanya pada lelaki yang satunya yang juga yang masih muda, kelihatannya dia  bosnya,
“ eh si zik langsung bilang, enggak usah begitu saja…..
Alaaa…. Itu teknik rayuan lelaki culun”
    “ee, yang yang culun ya bosnya itu,” sangguh sinta,” ini she boro-boro culun, dia ne orang acuh, alaa itu cara rayuan lelaki gombal”….
“oke kamu bilang gombal, tapi mana ada di kota bangko seperti ini, ada lelaki yang menolak bayaran untuk pekerjaan jenius yang sudah dilakukannya.?
“ yanti jangan gitu lah,” nengok sinta….
Udahlah sekarang ne terserah kamu aja, sin , kan kamu yang merasa itu sin, cetus yanti, saya Cuma menyarankan saja…
Sungguh pagi yang indah, seperti kemarin dan kemarinnya, sinta membawa motor sendiri ke kantor yang bertepatan di bangko. Bangko di pagi hari dirasakan seperti jantung hatinya membesit cinta yang tumbuh diam-diam.
Kabut bagai make-up lembut pada kota bangko, taman-taman mengembun, dan pagi itu pagi miliknya terasa lebih indah, motornya berenti di bengkel, persis seperti kemaren. Si zik sendirir yang menyambutnya. Iqbal tampak sedang bercengkerama dengan pekerjaannya.
“ kenapa lagi nyonya Tanya?” Tanya zik, dengan lagak tak acuhnya, lalu sinta tersenyum saja.”
Gugup zik, “ eh ya, kenapa non?”
“ sin! Cetus sinta, mengeluarkan tangan tergugup zik, tahu rasa lu… batin sinta.
“ oh ya kenapa lus sin?”
Pake lus lagi, sinta?”
Sinta membuka kap, “yang terletak di atas pemasangan busi itu ….
Zik melongok, oh ini ini karena businya kurang bersih, sehingga sering macet-macet dan gak mau hidup.
Ujar zik…..
Sinta mengikuti kemampuan zik begerak sudah minum kopi susu atau susu kopi?
Tawa zik mulai mengembang….
“ enggak kuliah ?” Tanya sinta melongok, dalam jarak depan mata, zik terpana ketika dibalik kap” sambil tersenyum sahdu…
“ malas demonstrasi melulu” katanya dengan suara terbata-bata….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar